MAKALAH
SILVIKA
PROSES RESPIRASI
FAKTOR
FISIOLOGIS DAN
LINGKUNGAN
Oleh:
YONATAN
TUAN L. TAINAES
1404040051
JURUSAN
KEHUTANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
NUSA CENDANA
KUPANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat TUHAN Yang Maha Kuasa. Karena atas berkat rahmat dan tuntunannya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini disajikan dengan materi tentang proses
respirasi dan factor fisiologis
dan lingkungan, dengan tujuan pembuatan untuk memenuhi tuntutan salah satu mata kuliah yaitu “SILVIKA”. Penulis juga berharap makalah ini dapat berguna sebagai
media belajar dan berbagi ilmu kepada para pembaca.
Akhir
kata, puji dan syukur dipanjatkan
kehadirat TUHAN Yang Maha Kuasa serta mengkhaturkan ucapan terima kasih atas kesediaan dari berbagai pihak
yang sedianya telah membantu menyelesaikan makalah ini karena tanpa bantuan pihak
lain makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan ini dengan baik.
Kupang, September
2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Tujuan
Penulisan............................................................................................. 2
1.3 Metode
Penulisan............................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
2.1 RESPIRASI.................................................................................................... 3
2.2FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPIRASI.................................... 4
BAB III
PENUTUP ........................................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Respirasi
dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup
melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam
menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari,
respirasi dapat disamakan dengan pernapasan.Namun demikian, istilah respirasi
mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah
pernapasan.Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari
individu hingga satuan terkecil, sel.Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan
dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak harus
melibatkan oksigen.
Respirasi
banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses
respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses
pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting.
Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein, nukleotida untuk
asam nukleat, dan zat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan
sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan
senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Respirasi adalah penggunaan karbohidrat dan
produk fotosintesis untuk membangun dan memelihara seluruh jaringan tumbuhan
dan memproduksi energi untuk metabolisme dan penyerapan hara.Pada kondisi
aerobik, respirasi memproduksi energi, karbon dioksida, dan air. Seluruh tumbuhan hidup harus melakukan
respirasi; bahkan biji dalam
simpanan. Bagaimanapun, dalam lingkungan
yang tidak sesuai melakukan respirasi terlalu banyak, menyebabkan penurunan
vigor dan bahkan kematian tumbuhan.
Secara
sederhana respirasi dapat diartikan suatu
proses pernafasan yang menghirup oksigen (02) dari udara dan mengeluarkan karbondioksida
(CO2) ke udara. Sehingga respirasi adalah adalah proses yang
berlawanan dengan fotosintesis.
Respirasi pada tumbuhan adalah proses reaksi
karbohidrat (CH2O) dengan oksigen (02) menghasilkan air
(H2O) dan energi kimia, kemudian karbondioksida (CO2)
dilepaskan ke udara.
Respirasi
pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkunganseperti, Cahaya, Suhu,
Atmosfir tanah, Air, Nutrisi, Kandungan
O2 udara,Kandungan CO2 udara,Luka dan stimulus
mekanik,danGaram-garam mineral. Faktor internal dalam respirasi adalah faktor yang berasal
dari dalam tumbuhan sendiri, seperti : Jumlah plasma dalam sel, Jumlah
substrat respirasi dalam sel, Umur dan tipe tumbuhan
1.2
TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun dengan tujuan
untuk memenuhi tuntutan salah satu mata kuliah (SILVIKA), guna memperoleh nilai
dan juga membagi ilmu kepada para pembaca.Makalah ini membahas tentang proses
respirasi dan faktor fisiologis dan lingkungan.
1.3 METODE
PENULISAN
Dalam penyusunan makalah penulis menggunakan metode Browsing
internet dan membaca buku. Dengan metode ini penulis mencari segala informasi
memgenai proses respirasi dan factor fisiologis dan
lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. RESPIRASI
Respirasi
dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup
melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam
menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari,
respirasi dapat disamakan dengan pernapasan.Namun demikian, istilah respirasi
mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah
pernapasan.Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari
individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan
dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak harus
melibatkan oksigen.
Respirasi
banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses
respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses
pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting.
Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein, nukleotida untuk
asam nukleat, dan zat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan
sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan
senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Respirasi adalah penggunaan karbohidrat dan
produkfotosintesis untuk membangun dan memelihara seluruh jaringan tumbuhan dan
memproduksi energi untuk metabolisme dan penyerapan hara.Pada kondisi aerobik,
respirasi memproduksi energi, karbon dioksida, dan air. Seluruh tumbuhan hidup harus melakukan
respirasi; bahkan biji dalam
simpanan. Bagaimanapun, dalam lingkungan
yang tidak sesuai melakukan respirasi terlalu banyak, menyebabkan penurunan
vigor dan bahkan kematian tumbuhan.
Secara
sederhana respirasi dapat diartikan suatu
proses pernafasan yang menghirup oksigen (02) dari udara dan mengeluarkan karbondioksida
(CO2) ke udara. Sehingga
respirasi adalah adalah proses yang berlawanan dengan fotosintesis.
Respirasi pada tumbuhan adalah proses reaksi
karbohidrat (CH2O) dengan oksigen (02) menghasilkan air
(H2O) dan energi kimia, kemudian karbondioksida (CO2)
dilepaskan ke udara.
2.2. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI RESPIRASI
Faktor Internal
Faktor
internal dalam respirasi adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan
sendiri, seperti :
1.
Jumlah plasma dalam sel: Jaringan-jaringan meristematik (jaringan yang masih
muda) terdapat sel-sel yang masih penuh
dengan plasma dengan viabilitas tinggi biasanya mempunyai kecepatan respirasi
yang lebih besar daripada jaringan-jaringan yang lebih tua dengan jumlah
plasmanya sudah lebih sedikit.
2.
Jumlah substrat respirasi dalam sel: Jumlah substrat respirasi pada tumbuhan merupakan hal yang
penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang
sedikit akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Sebaliknya,
tumbuhan dengan kandungan substrat yang banyak akan melakukan respirasi dengan
laju yang tinggi. Substrat utama respirasi adalah karbohidrat.
3.
Umur dan tipe tumbuhan: Tingkat respirasi yang terjadi pada tumbuhan muda akan lebih
tinggi dari tumbuhan yang sudah dewasa atau lebih tua. Hal ini dikarenakan pada
tumbuhan muda jaringannya juga masih muda dan sedang berkembang dengan baik.
Umur tumbuhan juga akan memepengaruhi laju respirasi. Laju respirasi tinggi
pada saat perkecambahan dan tetap tinggi pada fase pertumbuhan vegetatif awal
(di mana laju pertumbuhan juga tinggi) dan kemudian akan menurun dengan
bertambahnya umur tumbuhan.
FAKTOR EKSTERNAL
Respirasi juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan:
1.
Cahaya:Cahaya akan mendorong laju respirasi pada jaringan tumbuhan
yang berklorofil karena cahaya berpengaruh pada tersedianya substrat respirasi
yang dihasilkan dari proses fotosintesis.Banyak tumbuhan mempunyai dua macam
proses respirasi: satu terjadi dalam
kegelapan (dan mungkin juga dalam kondisi cahaya) dan yang lain terjadi hanya
bila ada cahaya, disebut fotorespirasi yang mempunyai alur metabolisme yang
berbeda.
2.
Suhu: Bila suhu naik, kecepatan respirasi biasanya
naik secara eksponensial. Kemudian satu
taraf dicapai ketika koagulasi protein mulai terjadi. Pada tahap ini kecepatan respirasi mulai
menurun dan akhirnya jatuh dengan cepat dengan matinya materi tumbuhan.
Kenaikan suhu dari nilai batas minimal
ke level maksimal yang sangat tinggi, kecepatan fotosintesis naik ke suatu
maksimal pada suatu kisaran suhu optimal dan kemudian menurun drastis bila suhu
tinggi menjadi pembatas. Hal yang sama,
pada kisaran suhu yang sama, respiasi naik tetapi pada kecepatan eksponensial,
akhirnya menurun ketika organisasi dan struktur sel rusak. Titik ekuivalen terjadi dalam kisaran suhu
tertentu bila jumlah produksi karbohidrat dalam fotosintesis sama dengan jumlah
yang dikonsumsi oleh respirasi. Jika
kisaran suhu kritis terlampaui dan dijaga sepanjang waktu, tumbuhan tidak akan
hidup, karena respirasi secara konsisten lebih tinggi daripada
fotosintesis. Pada suhu lebih rendah
daripada level kritis, terdapat kisaran optimal dengan hasil neto produksi
karbohidrat maksimal.Pada suhu yang bahkan lebih rendah, meskipun respirasi
minimal, kemampuan tumbuhan untuk memperoleh produksi makanan neto juga banyak
berkurang.
3.
Atmosfir tanah: Kenaikan konsentrasi CO2 dan
kekurangan oksigen biasanya mengurangi kecepatan respirasi. Oksigen di atmosfir tanah dapat dikonsumsi
sampai pada suatu titik yang bersama-sama dengan kenaikan CO2 hasil
respirasi, membatasi metabolisme akar
dan pertumbuhan. Karena alasan ini, silvikulturis
bisa mempertimbangkan perlakuan pada saat penanaman yang bertujuan untuk
memperbaiki aerasi tanah.
4.
Air: Pengaruh kenaikan stres air terhadap
kecepatan respirasi tergantung pada jenis.
untuk beberapa jenis Abies,
respirasi tidak dipengaruhi secara nyata sampai level stress mencapai kurang
lebih -10 sampai -12 bar. Dengan
bertambahnya stress air, berbagai jenis dipengaruhi secara berbeda, Abies balsamea paling sensitive dan Abies grandis paling kurang sensitif. Respirasi pada semua jenis sudah mendatar
pada stress antara -14 sdan -20 bar. Pada umumnya dengan naiknya kandungan air dalam jaringan
kecepatan respirasi juga akan meningkat. Ini nampak jelas pada biji yang sedang
berkecambah.
5.
Nutrisi: Pemupukan dapat meningkatkan kecepatan
respirasi gelap di pucuk. Dengan
ketersediaan air yang cukup, pemupukan cenderung memproduksi daun yang lebih
besar dan lebih sukulen yang mempunyai metabolisme dan kecepatan respirasi
lebih tinggi.
6.
Kandungan O2 udara: Pengaruh kadar
oksigen dalam atmosfer terhadap kecepatan respirasi akan berbeda-beda
tergantung pada jaringan dan jenis tumbuhan, tetapi meskipun demikian makin
tinggi kadar oksigen di atmosfer maka makin tinggi kecepatan respirasi
tumbuhan.
7.
Kandungan CO2 udara: Semakin
tinggi konsentrasi karbondioksida diperkirakan dapat menghambat proses
respirasi. Konsentrasi karbondioksida yang tinggi menyebabkan stomata menutup
sehingga tidak terjadi pertukaran gas atau oksigen tidak dapat diserap oleh
tumbuhan. Pengaruh hambatan yang telah diamati pada respirasi daun mungkin
disebabkan oleh hal ini.
8.
Luka dan stimulus mekanik: Luka atau kerusakan jaringan (stimulus mekanik) pada jaringan daun
menyebabkan laju respirasi naik untuk sementara waktu, biasanya beberapa menit
hingga satu jam. Luka memicu respirasi tinggi karena tiga hal, yaitu:
1)
oksidasi
senyawa fenol terjadi dengan cepat karena pemisahan antara substrat dan
oksidasenya dirusak;
2)
proses
glikolisis yang normal dan katabolisme oksidatif meningkat karena hancurnya sel
atau sel-sel sehingga menambah mudahnya substrat dicapai enzim respirasi;
3)
akibat
luka biasanya sel-sel tertentu kembali ke keadaan meristematis diikuti
pembentukan kalus dan penyembuhan atau perbaikan luka.
9.
Garam-garam mineral:
Bila terjadi penyerapan garam-garam mineral dari dalam tanah, maka laju
respirasi akan meningkat. Hal ini dikaitkan dengan energi yang diperlukan pada
saat garam/ion diserap dan diangkut. Keperluan energi itu dipenuhi dengan
menaikkan laju respirasi. Fenomena ini dikenal dengan respirasi garam.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
o Respirasi dalam biologi
adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan
senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Respirasi
dapat disamakan dengan pernapasan. Respirasi
tidak harus melibatkan oksigen.
o Respirasi adalah penggunaan karbohidrat dan produk
fotosintesis untuk membangun dan memelihara seluruh jaringan tumbuhan dan
memproduksi energi untuk metabolisme dan penyerapan hara.
o Pada kondisi aerobik, respirasi memproduksi energi, karbon
dioksida, dan air.
o Secara sederhana respirasi dapat diartikan suatu
proses pernafasan yang menghirup oksigen (02) dari udara dan mengeluarkan karbondioksida
(CO2) ke udara.
o Respirasi
pada tumbuhan
adalah proses reaksi karbohidrat (CH2O) dengan oksigen (02)
menghasilkan air (H2O) dan energi kimia, kemudian karbondioksida (CO2)
dilepaskan ke udara.
o Respirasi pada
tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti, Cahaya, Suhu,
Atmosfir tanah, Air, Nutrisi, Kandungan
O2 udara,Kandungan CO2 udara,Luka dan stimulus mekanik,dan
Garam-garam mineral.
o Faktor internal dalam respirasi adalah faktor yang berasal
dari dalam tumbuhan sendiri, seperti : Jumlah plasma dalam sel, Jumlah
substrat respirasi dalam sel, Umur dan tipe tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar