Selasa, 06 Oktober 2015

MAKALAH SILVIKA (PROSES RESPIRASI FAKTOR FISIOLOGIS DAN LINGKUNGAN)



MAKALAH
SILVIKA




PROSES RESPIRASI
FAKTOR FISIOLOGIS DAN LINGKUNGAN
Oleh:

YONATAN TUAN L. TAINAES
1404040051

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat TUHAN Yang Maha Kuasa.  Karena atas berkat rahmat dan tuntunannya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini disajikan dengan materi tentang proses respirasi dan factor fisiologis dan lingkungan, dengan  tujuan pembuatan untuk memenuhi tuntutan salah satu mata kuliah yaitu “SILVIKA”.  Penulis juga berharap makalah ini dapat berguna sebagai media belajar dan berbagi ilmu kepada para pembaca.
Akhir kata, puji dan syukur dipanjatkan kehadirat TUHAN Yang  Maha Kuasa serta mengkhaturkan ucapan terima kasih atas kesediaan dari berbagai pihak yang sedianya telah membantu menyelesaikan makalah ini karena tanpa bantuan pihak lain makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan ini dengan baik.

Kupang,   September  2015

Penulis





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I
          PENDAHULUAN............................................................................................... 1
          1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
          1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................. 2
          1.3 Metode Penulisan............................................................................................ 2
BAB II
          PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
          2.1 RESPIRASI.................................................................................................... 3
          2.2FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPIRASI.................................... 4
BAB III
          PENUTUP ........................................................................................................... 6
          3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. vii



BAB I
PENDAHULUAN
1.1        LATAR BELAKANG
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan pernapasan.Namun demikian, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan.Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel.Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak harus melibatkan oksigen.
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein, nukleotida untuk asam nukleat, dan zat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Respirasi adalah penggunaan karbohidrat dan produk fotosintesis untuk membangun dan memelihara seluruh jaringan tumbuhan dan memproduksi energi untuk metabolisme dan penyerapan hara.Pada kondisi aerobik, respirasi memproduksi energi, karbon dioksida, dan air.  Seluruh tumbuhan hidup harus melakukan respirasi;  bahkan biji dalam simpanan.  Bagaimanapun, dalam lingkungan yang tidak sesuai melakukan respirasi terlalu banyak, menyebabkan penurunan vigor dan bahkan kematian tumbuhan.
Secara sederhana respirasi dapat diartikan suatu proses pernafasan yang menghirup oksigen (02)  dari udara dan mengeluarkan karbondioksida (CO2)  ke udara.  Sehingga respirasi adalah adalah proses yang berlawanan dengan fotosintesis.
Respirasi pada tumbuhan adalah proses reaksi karbohidrat (CH2O) dengan oksigen (02) menghasilkan air (H2O) dan energi kimia, kemudian karbondioksida (CO2) dilepaskan ke udara.
Respirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkunganseperti, Cahaya, Suhu, Atmosfir tanah, Air, Nutrisi, Kandungan O2 udara,Kandungan CO2 udara,Luka dan stimulus mekanik,danGaram-garam mineral.  Faktor internal dalam respirasi adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan sendiri, seperti :  Jumlah plasma dalam sel, Jumlah substrat respirasi dalam sel, Umur dan tipe tumbuhan

1.2        TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan salah satu mata kuliah (SILVIKA), guna memperoleh nilai dan juga membagi ilmu kepada para pembaca.Makalah ini membahas tentang proses respirasi dan faktor fisiologis dan lingkungan.

1.3       METODE PENULISAN
Dalam penyusunan makalah penulis menggunakan metode Browsing internet dan membaca buku.  Dengan  metode ini penulis mencari segala informasi memgenai proses respirasi dan factor fisiologis dan lingkungan.































BAB II
PEMBAHASAN

2.1.   RESPIRASI
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan pernapasan.Namun demikian, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan.Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak harus melibatkan oksigen.
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein, nukleotida untuk asam nukleat, dan zat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Respirasi adalah penggunaan karbohidrat dan produkfotosintesis untuk membangun dan memelihara seluruh jaringan tumbuhan dan memproduksi energi untuk metabolisme dan penyerapan hara.Pada kondisi aerobik, respirasi memproduksi energi, karbon dioksida, dan air.  Seluruh tumbuhan hidup harus melakukan respirasi;  bahkan biji dalam simpanan.  Bagaimanapun, dalam lingkungan yang tidak sesuai melakukan respirasi terlalu banyak, menyebabkan penurunan vigor dan bahkan kematian tumbuhan.
Secara sederhana respirasi dapat diartikan suatu proses pernafasan yang menghirup oksigen (02)  dari udara dan mengeluarkan karbondioksida (CO2)  ke udara. Sehingga respirasi adalah adalah proses yang berlawanan dengan fotosintesis.
Respirasi pada tumbuhan adalah proses reaksi karbohidrat (CH2O) dengan oksigen (02) menghasilkan air (H2O) dan energi kimia, kemudian karbondioksida (CO2) dilepaskan ke udara.




2.2.   FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPIRASI
Faktor Internal
Faktor internal dalam respirasi adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan sendiri, seperti :
1.      Jumlah plasma dalam sel: Jaringan-jaringan meristematik (jaringan yang masih muda)  terdapat sel-sel yang masih penuh dengan plasma dengan viabilitas tinggi biasanya mempunyai kecepatan respirasi yang lebih besar daripada jaringan-jaringan yang lebih tua dengan jumlah plasmanya sudah lebih sedikit.
2.      Jumlah substrat respirasi dalam sel:  Jumlah substrat respirasi pada tumbuhan merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang sedikit akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Sebaliknya, tumbuhan dengan kandungan substrat yang banyak akan melakukan respirasi dengan laju yang tinggi. Substrat utama respirasi adalah karbohidrat.
3.       Umur dan tipe tumbuhan:  Tingkat respirasi yang terjadi pada tumbuhan muda akan lebih tinggi dari tumbuhan yang sudah dewasa atau lebih tua. Hal ini dikarenakan pada tumbuhan muda jaringannya juga masih muda dan sedang berkembang dengan baik. Umur tumbuhan juga akan memepengaruhi laju respirasi. Laju respirasi tinggi pada saat perkecambahan dan tetap tinggi pada fase pertumbuhan vegetatif awal (di mana laju pertumbuhan juga tinggi) dan kemudian akan menurun dengan bertambahnya umur tumbuhan.
FAKTOR EKSTERNAL
Respirasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan:
1.      Cahaya:Cahaya akan mendorong laju respirasi pada jaringan tumbuhan yang berklorofil karena cahaya berpengaruh pada tersedianya substrat respirasi yang dihasilkan dari proses fotosintesis.Banyak tumbuhan mempunyai dua macam proses respirasi:  satu terjadi dalam kegelapan (dan mungkin juga dalam kondisi cahaya) dan yang lain terjadi hanya bila ada cahaya, disebut fotorespirasi yang mempunyai alur metabolisme yang berbeda.

2.      Suhu:  Bila suhu naik, kecepatan respirasi biasanya naik secara eksponensial.  Kemudian satu taraf dicapai ketika koagulasi protein mulai terjadi.  Pada tahap ini kecepatan respirasi mulai menurun dan akhirnya jatuh dengan cepat dengan matinya materi tumbuhan.
         Kenaikan suhu dari nilai batas minimal ke level maksimal yang sangat tinggi, kecepatan fotosintesis naik ke suatu maksimal pada suatu kisaran suhu optimal dan kemudian menurun drastis bila suhu tinggi menjadi pembatas.  Hal yang sama, pada kisaran suhu yang sama, respiasi naik tetapi pada kecepatan eksponensial, akhirnya menurun ketika organisasi dan struktur sel rusak.  Titik ekuivalen terjadi dalam kisaran suhu tertentu bila jumlah produksi karbohidrat dalam fotosintesis sama dengan jumlah yang dikonsumsi oleh respirasi.  Jika kisaran suhu kritis terlampaui dan dijaga sepanjang waktu, tumbuhan tidak akan hidup, karena respirasi secara konsisten lebih tinggi daripada fotosintesis.  Pada suhu lebih rendah daripada level kritis, terdapat kisaran optimal dengan hasil neto produksi karbohidrat maksimal.Pada suhu yang bahkan lebih rendah, meskipun respirasi minimal, kemampuan tumbuhan untuk memperoleh produksi makanan neto juga banyak berkurang.

3.      Atmosfir tanah:  Kenaikan konsentrasi CO2 dan kekurangan oksigen biasanya mengurangi kecepatan respirasi.  Oksigen di atmosfir tanah dapat dikonsumsi sampai pada suatu titik yang bersama-sama dengan kenaikan CO2 hasil respirasi,  membatasi metabolisme akar dan pertumbuhan.  Karena alasan ini, silvikulturis bisa mempertimbangkan perlakuan pada saat penanaman yang bertujuan untuk memperbaiki aerasi tanah.

4.      Air:  Pengaruh kenaikan stres air terhadap kecepatan respirasi tergantung pada jenis.  untuk beberapa jenis Abies, respirasi tidak dipengaruhi secara nyata sampai level stress mencapai kurang lebih -10 sampai -12 bar.  Dengan bertambahnya stress air, berbagai jenis dipengaruhi secara berbeda, Abies balsamea paling sensitive dan Abies grandis paling kurang sensitif.  Respirasi pada semua jenis sudah mendatar pada stress antara -14 sdan -20 bar.  Pada umumnya dengan naiknya kandungan air dalam jaringan kecepatan respirasi juga akan meningkat. Ini nampak jelas pada biji yang sedang berkecambah.

5.      Nutrisi:  Pemupukan dapat meningkatkan kecepatan respirasi gelap di pucuk.  Dengan ketersediaan air yang cukup, pemupukan cenderung memproduksi daun yang lebih besar dan lebih sukulen yang mempunyai metabolisme dan kecepatan respirasi lebih tinggi.

6.      Kandungan O2 udara:  Pengaruh kadar oksigen dalam atmosfer terhadap kecepatan respirasi akan berbeda-beda tergantung pada jaringan dan jenis tumbuhan, tetapi meskipun demikian makin tinggi kadar oksigen di atmosfer maka makin tinggi kecepatan respirasi tumbuhan.

7.      Kandungan CO2 udara:  Semakin tinggi konsentrasi karbondioksida diperkirakan dapat menghambat proses respirasi. Konsentrasi karbondioksida yang tinggi menyebabkan stomata menutup sehingga tidak terjadi pertukaran gas atau oksigen tidak dapat diserap oleh tumbuhan. Pengaruh hambatan yang telah diamati pada respirasi daun mungkin disebabkan oleh hal ini.

8.      Luka dan stimulus mekanik:  Luka atau kerusakan jaringan (stimulus mekanik) pada jaringan daun menyebabkan laju respirasi naik untuk sementara waktu, biasanya beberapa menit hingga satu jam. Luka memicu respirasi tinggi karena tiga hal, yaitu:
1)         oksidasi senyawa fenol terjadi dengan cepat karena pemisahan antara substrat dan oksidasenya dirusak;
2)         proses glikolisis yang normal dan katabolisme oksidatif meningkat karena hancurnya sel atau sel-sel sehingga menambah mudahnya substrat dicapai enzim respirasi;
3)         akibat luka biasanya sel-sel tertentu kembali ke keadaan meristematis diikuti pembentukan kalus dan penyembuhan atau perbaikan luka.

9.      Garam-garam mineral:  Bila terjadi penyerapan garam-garam mineral dari dalam tanah, maka laju respirasi akan meningkat. Hal ini dikaitkan dengan energi yang diperlukan pada saat garam/ion diserap dan diangkut. Keperluan energi itu dipenuhi dengan menaikkan laju respirasi. Fenomena ini dikenal dengan respirasi garam.






BAB III
PENUTUP

3.1    KESIMPULAN
o   Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Respirasi dapat disamakan dengan pernapasan.  Respirasi tidak harus melibatkan oksigen.
o   Respirasi adalah penggunaan karbohidrat dan produk fotosintesis untuk membangun dan memelihara seluruh jaringan tumbuhan dan memproduksi energi untuk metabolisme dan penyerapan hara.
o   Pada kondisi aerobik, respirasi memproduksi energi, karbon dioksida, dan air.
o   Secara sederhana respirasi dapat diartikan suatu proses pernafasan yang menghirup oksigen (02)  dari udara dan mengeluarkan karbondioksida (CO2)  ke udara.
o   respirasi adalah adalah proses yang berlawanan dengan fotosintesis.
o   Respirasi pada tumbuhan adalah proses reaksi karbohidrat (CH2O) dengan oksigen (02) menghasilkan air (H2O) dan energi kimia, kemudian karbondioksida (CO2) dilepaskan ke udara.
o   Respirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti, Cahaya, Suhu, Atmosfir tanah, Air, Nutrisi, Kandungan O2 udara,Kandungan CO2 udara,Luka dan stimulus mekanik,dan Garam-garam mineral.
o   Faktor internal dalam respirasi adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan sendiri, seperti :  Jumlah plasma dalam sel, Jumlah substrat respirasi dalam sel, Umur dan tipe tumbuhan.






DAFTAR PUSTAKA

Daniel, W., J.A. Helms and F.S. Baker.  PRINCIPLES OF SILVICULTURE.  1979 McGraw-Hill, Inc.

            : PRINSIP-PRINSIP SILVIKULTUR.  1987.  GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS.  Bulaksumur, Yogyakarta.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar