NIM : 1404040051
Tugas : Ekologi
Hutan
Formasi Ekosistem Hutan
Formasi ekosistem hutan merupakan tipe atau bentuk
susunan ekosistem hutan yang terjadi akibat pengaruh faktor lingkungan yang
dominan terhadap pembentukan dan perkembangan komunitas dalam ekosistem
hutan. Adanya pengelompokan formasi
hutan didasari oleh paham tentang klimaks, yaitu komunitas akhir yang terjadi
selama proses suksesi. Paham klimaks
berkaitan dengan adaptasi tetumbuhan secara keseluruhan mencakup segi
fisiologis, morfologis, syarat pertumbuhan, dan bentuk tumbuhnya, sehingga
kondisi ekstrem dari pengaruh iklim dan tanah akan menyebabkan efek adaptasi
pohon serta tetumbuhan lainnya menjadi nyata (Arief, 1994). Hal tersebut akan berpengaruh terhadap bentuk
susunan ekosistem hutan (formasi hutan).
Berdasarkan atas faktor lingkungan yang memiliki
pengaruh dominan terhadap bentuk susunan komunitas atau ekosistem hutan, maka
ekosistem hutan dikelompokkan ke dalam dua formasi, yaitu formasi klimatis dan formasi
edafis (Santoso, 1996; Direktorat Jenderal Kehutanan, 1976). Menurut Arief
(1994), formasi klimatis disebut juga formasi klimaks iklim, sedangkan formasi
edafis disebut juga formasi klimaks edafis.
Pengertian
dari masing-masing formasi adalah sebagai berikut.
1.
Formasi klimatis adalah formasi hutan yang dalam
pemben¬tukannya sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur iklim, misalnya temperatur,
kelembapan udara, intensitas cahaya, dan angin.
Ekosistem hutan yang termasuk ke dalam formasi klimatis, yaitu;
A. Hutan hujan
tropis: Hutan hujan tropis merujuk pada tipe hutan di kawasan tropis yang
selalu diguyur hujan sepanjang tahun. Tingkat curah hujan kawasan ini cukup
tinggi, lebih dari 1200 mm per tahun. Hutan hujan tropis memiliki musim kering
yang pendek, bahkan di beberapa tempat hampir tidak pernah mengalami musim
kering. Mungkin karena hal tersebut, tipe hutan ini sering disebut hutan everwet
(selalu basah) atau evergreen (selalu hijau).
Ciri-ciri
hutan hujan tropis:
·
Tipe pohon
Hutan hujan
tropis ditumbuhi beragam jenis pohon yang membentuk lapisan tajuk. Secara umum
terdapat pohon bertajuk tinggi yang membentuk kanopi menaungi tanaman lainnya,
kemudian pohon menengah seperti tanaman merambat dan perdu, dan terakhir
tanaman permukaan tanah seperti rumput dan lumut. Pohon-pohon di hutan
hujan tropis kebanyakan berdaun lebar, bercabang banyak, dan rimbun. Dengan
bentuk daun seperti itu, tingkat penguapan cukup tinggi, sehingga kawasan
hutan selalu lembab. Di hutan hujan tropis tidak ada jenis pohon tertentu yang
mendominasi kawasan. Semua berbagi tempat dalam ekosistem dengan jumlah yang
sedikit-sedikit tapi keragamannya tinggi.
·
Curah hujan
Di sebut
hutan hujan karena selalu hujan sepanjang tahun. Bahkan pada tingkat yang
paling ekstrem bisa mencapai 10.000 mm per tahun! Kondisi ini ditemukan di
Nugini dan bagian Barat Kolombia. Secara rata-rata, hutan hujan tropis di
kawasan Asia Tenggara menerima curah hujan sekitar 3000 mm per tahun.
Lebih besar dibanding hutan di Basin Amazon yang mendapat curah hujan
2000-3000 mm per tahun. Hutan hujan tropis di Afrika Tengah merupakan yang
terkering dengan curah hujan 1500-2000 mm per tahun.
·
Temperatur
Hutan hujan tropis memiliki suhu yang stabil, suhunya berada pada kisaran 20-34°C. Di semenanjung Malaysia suhu rata-rata tahunan berkisar 25-26°C dengan fluktuasi hari terpanas dan terdingin tak lebih 8-9°C. Sedangkan fluktuasi suhu rata-rata bulanan hanya berkisar 2°C. Dalam klasifikasi iklim Koppen, hutan hujan tropis disebutkan memiliki suhu rata-rata di atas 18°C.
Hutan hujan tropis memiliki suhu yang stabil, suhunya berada pada kisaran 20-34°C. Di semenanjung Malaysia suhu rata-rata tahunan berkisar 25-26°C dengan fluktuasi hari terpanas dan terdingin tak lebih 8-9°C. Sedangkan fluktuasi suhu rata-rata bulanan hanya berkisar 2°C. Dalam klasifikasi iklim Koppen, hutan hujan tropis disebutkan memiliki suhu rata-rata di atas 18°C.
·
Sinar matahari
Hutan hujan
tropis terletak di lintang 5-10° ke Utara dan Selatan garis Khatulistiwa.
Oleh karena itu, wilayah ini mendapatkan penyinaran matahari secara penuh
sepanjang tahun. Penyinaran matahari hanya terganggu bila cuaca sedang mendung dan
berawan.
B. Hutan Musim: hutan musim adalah suatu bioma berupa hutan yang
biasa ditemukan di wilayah tropika dan subtropika atau iklim monsoon (kemarau
dan hujan) dengan macam tumbuhan sejenis. Wilayah-wilayah ini memiliki iklim
hangat sepanjang tahun, tapi mengalami musim kering (kemarau) yang tak kalah
panjangnya selama beberapa bulan. Hutan Musim termasuk dalam hutan homogen,
karena hanya memiliki satu jenis pohon yang mendominasi. Hutan jenis ini banyak
terdapat di wilayah asia dan afrika tengah. Hutan ini juga disebut musiman atau
ada pula yang menyebut dengan hutan luruh daun, karena pada musim kering yang
panjang banyak tumbuhan terpaksa menggugurkan daun-daunnya.
Ciri-ciri hutan
musim:
·
Tumbuhan yang dapat hidup dalam hutan musim, umumnya
adalah tumbuhan tropofit, yaitu tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan musim
hujan dan musim kemarau dan tahan terhadap kekeringan.
·
Pada musim hujan daun tumbuhan akan sangat lebat,
namun pada musim kemarau hampir seluruh daunnya rontok.
·
Tumbuhan yang ada didalamnya akan membentuk formasi
musiman, seperti pada musim kemarau daun meranggas untuk mengurangi penguapan.
·
Nama untuk hutan ini biasanya di ambil dari nama jenis
pohon yang mendominasi, misalnya hutan jati, karena yang mendominasi didalamnya
adalah pohon jati.
C. Hutan
sabana: hutan sabana adalah padang rumput yang kering dan ditumbuhi
semak-semak belukar dan juga ditumbuhi pepohonan.
Ciri-ciri hutan sabana:
·
Bersuhu panas sepanjang tahun.
·
Hujan terjadi
secara musiman, dan menjadi faktor penting bagi terbentuknya sabana.
·
Sabana berubah menjadi semak belukar apabila terbentuk
mengarah ke daerahyang intensitas hujannya makin rendah.
·
Sabana akan berubah menjadi hutan basah apabila
mengarah ke daerah yangintensitas hujannya makin tinggi.
D. Hutan tropis: Hutan tropis adalah hutan alam
yang terletak di antara garis 23°27" Lintang Utara dan 23°27" Lintang
Selatan, berada pada daerah iklim tropis. Hutan Tropis terdapat di wilayah Asia
Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian besar wilayah
Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika
Selatan. Luas dari daerah tropis mencakup 30 persen dari keseluruhan wilayah di
permukaan bumi. Di daerah hutan tropis
hanya terdapat dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, dengan curah hujan
yang tinggi.
E.
Hutan temperate (hutan 4 musim): Hutan temperate berada di kawasan
Eropa yang memiliki empat musim yakni panas, gugur, dingin (salju), dan semi.
Hutan di kawasan itu tak rimbun, daunnya tak selalu hijau. Semak belukar dan
rumput juga jarang. Jadi hutan temperate mirip deretan pohon semata, tanpa
semak dan rumput. Pohon di hutan
temperate tak tumbuh sepanjang tahun. Pada musim semi dan panas, mereka
berkesempatan menggemukkan badan. Namun memasuki musim gugur dan salju, mau tak
mau pohon-pohon itu harus “istirahat”. Jadi pertumbuhannya tak secepat hutan
tropis.
Ciri-ciri hutan temperate:
·
beriklim sedang yg memiliki 4 musim
·
secara astronomis diantara 23,5 -66,5 LU
maupun LS.
·
berisi tumbuhan yang daunnya gugur (meranggas)
pada musim tertentu.
F.
Hutan konifer (bioma
taiga): Bioma Taiga
adalah suatu hutan yang didalamnya hanya terdapat satu spesies pohon yang
sejenis seerti konifer atau pinus dan sejenisnya. Keberadaan taiga dapat
dilihat terutama di kawasan belahan bumi bagian utara seperti Rusia, Siberia
Utara, dan Kanada Tengah dan Utara. Pertumbuhan taiga pada musim panas
berlangsung selama 3 sampai 6 bulan.
Ciri – ciri Bioma Taiga:
·
suhu yang mencapai 0°F di musim dingin dan mencapai 90°F
atau lebih pada musim panas.
·
Musim dingin berlangsung sangat panjang dan daerah ini
sangat basah karena penguapannya rendah.
·
Taiga juga terdapat di daerah yang beriklim sedang
dengan curah hujan mencapai 35 – 40 cm setiap tahun.
·
Bila musim dingin datang, tanah yang ada akan berubah
menjadi es dan mencapai 2m dibawah permukaan tanah.
·
Taiga sendiri memiliki tanah yang asam.
·
Tumbuhan yang ada di Taiga ini selalu berwarna hijau
sepanjang tahun.
G. Hutan
pegunungan: hutan pegunungan adalah Hutan yang tumbuh dan berkembang pada daerah
pegunungan pada ketinggian antara 1200 s/d 3350 meter di atas permukaan laut.
2.
Formasi edafis adalah formasi hutan yang dalam
pembentukannya sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah, misalnya sifat-sifat
fisika, sifat kimia, dan sifat biologi tanah, serta kelembapan tanah. Ekosistem
hutan yang termasuk ke dalam formasi edafis, yaitu;
A. Hutan Rawa: Hutan rawa adalah hutan yang
tumbuh dan berkembang pada tempat yang selalu tergenang air tawar atau secara
musiman hutan tersebut tergenang air tawar. Secara periodik daerah-daerah yang
terletak di dekat aliran sungai bila musim hujan selalu tergenang akan
terbentuk hutan rawa. Selain itu Hutan
rawa juga biasanya terdapat di belakang hutan payau atau mangrove.
Ciri-ciri hutan rawa:
·
tumbuh
pada daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar.
·
tidak
dipengaruhi iklim.
·
umumnya
terletak dibelakang hutan payau dengan jenis tanah aluvial dan aerasinya buruk.
·
Tegakan
hutan selalu hijau dengan pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40 m dan
terdiri atas banyak lapisan tajuk.
B. Hutan pantai: Hutan pantai adalah hutan yang terletak di
sepanjang pinggir pantai dan tidak terpengaruh oleh keadaan iklim.
Ciri-ciri hutan pantai:
·
Daerah daratan (umumnya merupakan rawa) yang
berbatasan dengan laut.
·
vegetasi hutan pantai mmpunyai sifat-sifat khusus,
diantaranya; menjalar dengan geragih yang panjang sampai ± 40 m, berakar besar
dan panjang, akarnya biasa disebut akar tunjang (akar hawa) mempunyai sifat
geotropisma – (negatif).
C. Hutan mangrove: Hutan mangrove adalah
ekosistem dengan ciri khusus di mana lantai hutannya tergenang oleh air yang
tinggi permukaannya dipengaruhi oleh pasang dan surutnya air laut.
Ekosistem mangrove masuk dalam lingkup ekosistem pantai karena ia terletak pada
kawasan perbatasan antara ekosistem air laut dan ekositem
darat. Ekosistem mangrove atau Hutan
mangrove adalah ekosistem hutan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis tanaman
mangrove. Daerah dalam hutan mangrove akan tergenang saat pantai sedang pasang,
dan akan bebas dari genangan saat laut surut.
Ciri-Ciri Hutan Mangrove:
·
Tanah hutan mangrove tergenang secara berkala.
·
Ekosistem mangrove juga mendapat aliran air tawar dari
daratan.
·
Terlindung dari gelombang besar serta arus pasang
surut laut.
·
Air di wilayah hutan mangrove berasa payau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar